TUGAS 16
Nama : Yayu Sri Rachmawati
NPM :
14509313
Kelas : 1PA05
LOGIKA MATEMATIKA
Logika Matematika
adalah cabang ilmu di bidang matematika yang memperdalam masalah logika. Yang memperjelas
logika dengan kaidah-kaidah (aturan) matematika.
Trend perkembangan:
·
Logika proporsional
·
Logika predikat
·
Pemrograman logika
·
Logika fuzzy (logika kabur)
Objek logika adalah
pernyataan-pernyataan yang memiliki arti dan memiliki satu nilai saja, yaitu benar atau salah.
1.
Logika Proporsional
Logika Proporsional adalah
Logika yang memproses penarikan kesimpulan secara logis (logical derivation)
dari proposisi-proposisi. Istilah lainnya adalah : Proportional
Logic atau Proportional Calculus.
Proposisi adalah Setiap
pernyataan yang hanya memiliki
satu nilai benar atau salah.
Contoh:
Program komputer ini mempunyai bug.
Program komputer ini mempunyai bug.
Proposisi atau pernyataan ada yang berbentuk :
ü Atomik (atomic
proposition) : proposisi yang tak dapat dipecah menjadi beberapa proposisi.
Contoh : Anda harus belajar dengan rajin.
ü Majemuk (compound
proposition): gabungan dari beberapa proposisi atomik menggunakan perangkai
(connectives).
Contoh : Anda harus belajar dengan rajin atau Anda akan gagal
ujian.
2.
Bukan Proposisi
Pernyataan bukan proposisi adalah Pernyataan yang menimbulkan banyak pendapat. Misal
:
ü Angka 13
adalah angka sial.
ü Angka 7
adalah angka keberuntungan.
ü Ungu adalah
warna janda.
ü Kalimat
perintah dan kalimat tanya.
ü Badu,
kerjakan tugas tersebut!
ü Badu, apakah
engkau sudah mengerjakan tugas?
Sebuah proposisi tidak
boleh digantikan oleh proposisi lain meski memiliki makna sama. Contoh :
ü A = Badu
lapar.
ü B = Badu
kenyang.
ü Bagaimanakah
bentuk pernyataan “Tidak A”??
ü Bolehkah
“Tidak A” digantikan oleh B??
3.
Variabel Proporsional
Penggunaan huruf latin
sebagai variabel proposisional, tanpa menghilangkan sifat utama proposisi.
Contoh:
ü A = Badu
lapar.
ü B = Badu
kenyang.
Huruf latin yang tidak boleh digunakan: T dan F --> konstanta
proporsional.
4.
Argumen
Argumen adalah kumpulan pernyataan, yang disebut
premis, dan diikuti oleh kesimpulan yang selaras dengan premis-premisnya.
Contoh:
ü [1] Jika
Anda rajin belajar, maka Anda lulus ujian.
ü [2] Jika
Anda lulus ujian, maka Anda senang.
ü [3] Dengan
demikian, jika Anda rajin belajar, maka Anda senang.
ü Pernyataan
[1] & [2] : premis, [3] : kesimpulan.
SUMBER :