TUGAS
5
Nama : Yayu Sri Rachmawati
NPM : 14509313
Kelas : 1PA05
KEHIDUPAN DI BUMI
ASAL MULA KEHIDUPAN
A.
Macam-Macam Teori Tentang
Asal-Usul Adanya Kehidupan Di Bumi Beserta Pencetus Teori Tersebut
Teori tentang
asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:
1).
Kehidupan diciptakan
oleh zat supranatural (ghalib) pada saat istimewa (teori kreasi khas)
2).
Kehidupan muncul dari
benda tak hidup pada berbagai kesempatan (teori generatio spontanea)
3).
Kehidupan tidak
berasal-usul (keadaan mantap)
4).
Kehidupan datang di
planet ini dari mana saja (teori kosmozoan)
5). Kehidupan muncul berdasar hukum fisika-kimia (evolusi
biokimia)
a.
Teori Generatio Spontanea
Disebut
juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno
Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu
saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18 Anthony van
Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di
dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut
teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk
hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman
jerarni).
b.
Evolusi Kimia
Menerangkan bahwa terbentuknya
senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan
anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar
membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.
c.
Evolusi Biologi
Alexander
Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi
yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar
ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan “soppurba” tempat kehidupan
dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat).
Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk
timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar
yang dianggap sebagai selaput sel primitif yang memberi stabilitas pada
koaservat.
B.
Membedakan Dengan Jelas Teori Abiogenesis Dengan
Biogenesis
1.
Teori Abiogenesis
Teori yang
dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda
tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing dari tanah,
ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang selama
beberapa abad.
Menurut
penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara
spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation
spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung, maka
konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda
mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan.
2.
Teori Biogenesis
·
Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang
melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan
dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi
perlakuan tertentu.
Labu
I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
Labu II
: diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
Labu
III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga
labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah
sebagai berikut:
Labu
I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
Labu II :
dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
Labu
III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut
Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III
tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk.
Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul
belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada
disain percobaannya.
·
Lazzaro Spallanzani
Spallanzani
juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan
bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
Labu I :
diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
Labu II : diisi kaldu, lalu
ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu
diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya sebagai
berikut.
Labu I :
berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
Labu II : tetap jernih,
tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani
mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang
beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain
Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya
hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan
munculnya makhluk hidup (mikroba).
·
Louise Pasteur
Pasteur
menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu
yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan
pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin
dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan
tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang
berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara,
tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur,
mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa
masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu
dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh
ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan
demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar.
Muncullah ungkapan : omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo
yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk
hidup, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
C. Menjelaskan Kembali Berbagai
Macam Percobaan Yang Dilakukan Para Ilmuwan Pencetus Teori Asal Mula Kehidupan
Dibumi
1.
Teori Abiogenesis
(Generatio Spontanea)
Tokoh teori Abiogenesis adalah
Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filsafat dan tokoh ilmu
pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda mati dan terjadi secara spontan (generatio spontanea).
Beberapa ahli penganut teori abiogenesis adalah John Needham, Antonie Van
Leeuwenhoek, dan Van Helmot. Kemudian pada abad ke-17 Antonie Van Leeuwenhoek
berhasil menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati
benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman
jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis hasil pengamatan Antonie Van.
2.
Teori Biogenesis
Teori
ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Tokoh-tokoh
pendukung teori Abiogenesis antara lain Francesco Redi (Italia) Lazzaro
Spallanzani ( Italia) dan Louis Pasteur (Prancis).
·
Percobaan Francesco
Redi (1626-1698) menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples.
Stoples I diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. Stoples II diisi
dengan sekerat daging, ditutup dengan kain kasa. Stoples III disi dengan
sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka. Selanjutnya ketiga stoples tersebut
diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam
ketiga stoples tersebut diamati. Stoples I pada daging ini tidak ditemukan
belatung . Stoples II pada daging terdapat sedikit belatung. Stoples III pada
daging terdapat banyak belatung. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco
redi menyimpulkan bahwa belatung yang terdapat pada daging di stoples II dan
III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat
yang ditinggal pada daging ketika lalat tersebut hinggap disitu.
·
Percobaan Lazzaro Spallanzani
(1729-1799) menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah
labu. Percobaan Spallanzani sebagai berikut :
Labu I dan labu II diisi air kaldu, kemudian
dipanaskan sampai mendidih. Labu I dibiarkan tetap terbuka. Labu
II ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Kedua labu tersebut dibiarkan
selama ± 1 minggu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut. Labu
I air kaldunya menjadi keruh dan berbau busuk. Setelah diteliti ternyata
air kaldu pada labu I banyak mengandung mikroba. Sedangkan labu IIair
kaldunya tetap jernih. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama
lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih
keruh serta baunya tidak enak (busuk). Berdasarkan hasil percobaan tersebut,
Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut
bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan di
udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari
udara ke dalam air kaldu tersebut.
·
Percobaan Louis
Pasteur (1822-1895) menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu dengan
pipa leher anggsa (berbentuk S). Langkah-langkah percobaan Pasteur sebagai
berikut :
Langkah I labu disi air kaldu, kemudian ditutup
rapat-rapat dengan gabus. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca
berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
Langkah II labu didinginkan dan diletakkan
ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata
air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme, namun di
bagian leher labu banyak terdapat debu dan partikel-partikel. Langkah III
labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu
didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah
itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari.
Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu
meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. Melaui pemanasan terhadap
perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu
akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap
air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut
didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat
pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya
mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah
yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum
pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu.
Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air
kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepermukaan pipa, air
kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi
mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak),
mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan
beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh
mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham
Abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan. Berdasarkan hasil
percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham
Abiogenesis, dan munculah paham teori baru tentang awal mula makhluk hidup yang
dikenal dengan teori Biogenesis.
·
Teori Kreasi Khas
(Special Creation)
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh
zat supranatural (gaib) pada saat istimewa. Segala spesies makhluk hidup saat
ini sudah ada sejak dahulu dan masing-masing spesies diciptakan sendiri-sendiri
sebagaimana aadanya saat ini. Penganut teori adalah Carolus Linnaeus.
·
Teori Kosmozoon
Teori ini menyatakan bahwa
kehidupan di dunia berasal dari angkasa atau datang dari meteor yang jatuh dari
angkasa luar (kosmos) ke bumi. Hal itu diperkuat dengan hasil analisis
peninggalan peradapan Inca. Pelopor teori ini adalah Arrhenius (1991).
·
Teori Kataklisma
Teori ini menyatakan bahwa segala
spesies diciptakan sendiri-sendiri dan berlangsung dalam
periode-periode, dimana antara periode satu dengan yang lain terjadi bencana.
Bencana itu menghancurkan spesies-spesies sebelumnya dan memunculkan pesies
baru. Pelopor teori ini adalah Cuvier.
·
Teori Evolusi Kimia
Teori ini dikemukakan oleh Harold
Urey. Teori ini menyatakan bahwa asal-usul kehidupan diawali dengan adanya
senyawa organik di atmosfer yang berupa gas-gas seperti metana (CH4),
Hidrogen(H2), Uap air (H2O), dan amonia (NH3) yang bereaksi dengan bantuan
energi dari sinar kosmis dan kilatan listrik halilintar sehingga terbentuk asam
amino yang merupakan bahan dasar pembangunan kehidupan. Proses terbentuknya
makhluk hidup menurut teori Urey terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1).
Tersedianya uap air, metana, hidrogen, dan amonia
dalam jumlah yang banyak di atmosfir bumi.
2).
Adanya energi yang besar yang berasal dari aliran
listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat tersebut
bereaksi membentuk senyawa organik yang lebih besar dan kompleks.
3).
Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana.
4). Zat hidup yang terbentuk
berkembang menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks dalam waktu jutaan
tahun.
·
Teori Evolusi Biologi
Teori evolusi biologi menyatakan bahwa mahluk hidup
pertama merupakan hasil dari evolusi
molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudian berkembang menjadi struktur
kehidupan (sel). Berdasarkan hasil percobaan Oparin, Haldane, dan Urey, asal
usul kehidupan berasal dari sintesis dan akumulasi monemer organik pada kondisi
abiotik. Molekul yang dihasilkan secara abiotik ini disebut protobion yang
merupakan bentuk sel hidup awal yang belum mampu bereproduksi tetapi mampu
memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya yang berbeda dari lingkungan
sekitarnya.
Protobion inilah yang merupakan mahluk hidup pertama
yang bersifat hetetrof primer yang hidup secara anaerob. Sel mengalami
perkembangan melalui evolusi dari bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang
paling kompleks.
Sumber :
Wasi’an, F. (2010). Catatan Ilmu Alamiah Dasar Semester 2. Depok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar